Meraka Semakin Melampau Untuk Menghapuskan Bahasa Melayu
Sebagai negara yang meletakkan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kebangsaan dan Bahasa Inggeris sebagai Bahasa Kedua, tentulah bukan sesuatu yang pelik,dan jauh sekali satu kesalahan jika majoriti rakyat hanya fasih kedua-dua bahasa ini sahaja.
Walaupun kaum Cina dan India mewakili kaum yang kedua dan ketiga ramai di Malaysia, Bahasa Mandarin ataupun Tamil tidak pernah dinobatkan sebagai sama taraf dengan Bahasa Kebangsaan atau Bahasa Kedua. Ini adalah amalan biasa bagi mana-mana negara yang bermasyarakat majmuk agar negara dapat mencapai matlamat perpaduan yang jitu.
Berdasarkan hakikat ini, maka memenuhi kehendak ektremis Dong Zhong agar semua guru-guru yang dihantar ke sekolah Cina wajib fasih berbahasa Mandarin tentulah sukar dipenuhi. Keadaan menjadi lebih buruk apabila kaum Cina sendiri kurang berminat menjadi guru dan begitu sedikit sekali yang menghantar permohonan untuk menjadi guru.
Justeru, bagi memastikan anak-anak Cina tidak ketinggalan dalam sukatan pelajaran Malaysia, guru-guru yang tidak fasih atau tidak tahu berbahasa Mandarin terpaksa juga dihantar ke sekolah Cina untuk mengajar beberapa matapelajaran lain, terutamanya matapelajaran Bahasa Melayu.
Namun, sudah menjadi kelaziman mana-mana ektremis seperti Dong Zhong untuk tidak dapat berfikir secara rasional dan enggan menerima penjelasan yang diberikan kerajaan. Sebaliknya mereka mengambil sikap degil dan keras kepala inginkan tuntutan mereka dipenuhi walaupun ianya mustahil.
Oleh yang demikian, inilah disarankan agar kerajaan membenarkan Dong Zhong membuang sahaja semua guru-guru di sekolah Cina yang tidak boleh berbahasa Mandarin dan tidak perlulah membekalkan guru-guru Bahasa Melayu kepada mereka lagi selepas ini.
Biar mereka memaksimakan masa pengajaran beberapa kerat guru-guru yang fasih berbahasa Mandarin yang ada dalam negara bagi memenuhi keperluan pengajaran semua matapelajaran di sekolah-sekolah mereka. Jika perlu, mungkin mereka perlu menimbangkan kemungkinan seorang guru perlu mengajar di dua atau tiga buah sekolah.
Dan kemudian, kita lihat sahaja bagaimana anak-anak mereka akan membawa diri di Malaysia setelah tamat sekolah kelak. Bagaimana mereka berurusan dengan pelanggan Melayu, pekerja Melayu, kerajaan, pihak berkuasa seperti polis, imigresen dan sebagainya terutama apabila mereka menghadapi kesulitan.
Mungkin Dong Zhong terlalu yakin yang mereka boleh hidup dalam dunia terasing mereka sendiri, membawa aspirasi negara asal nenek moyang mereka dan tidak mengambil bahagian langsung dalam pembentukan Bangsa Malaysia.
Hari ini, bukan sedikit warga Cina Malaysia yang tidak fasih berbahasa kebangsaan mahupun bahasa Inggeris. Lihat sahaja bagaimana begitu banyak perniagaan kaum ini yang meletakkan iklan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Inggeris yang hancur leb
MD sendiri sudah beberapa kali ‘naik angin’ dan menghempaskan telefon apabila pegawai berbangsa Cina yang menjawab telefon tidak dapat berkomunikasi dengan baik sehingga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan MD sebagai pelanggan.
Sikap ini menunjukkan keangkuhan atau ‘chauvinism’ yang tegar di mana kaum Cina merasakan yang mereka tidak lagi memerlukan kaum lain untuk hidup di Malaysia.
Sedangkan masalah komunikasi yang buruk mampu menggugat sesebuah syarikat sehinggalah ke sebuah negara.
Contohnya, walaupun ekonomi Negara China sedang berkembang pesat, tetapi masalah komunikasi kekal menjadi masalah berat bagi syarikat-syarikat dari negara itu. Dari pengalaman kerja penulis sendiri, penulis menyaksikan bagaimana pegawai-pegawai dari syarikat negara itu diketawakan atau dicemuh kerana tidak memahami apa-apa di dalam mesyuarat dan akhirnya gagal menepati syarat dan prosedur yang dikenakan. Keadaan ini menyusahkan, menambahkan kos serta membuang masa semua yang terlibat.
Menyedari hal ini, Negara China akhir-akhir ini juga telah berusaha meningkatkan penguasaan Bahasa Inggeris di kalangan rakyat mereka. Walaupun ia masih menjadi masalah sehingga kini tetapi kita boleh memaafkan mereka kerana masalah ini berakar umbi dari dasar negara mereka.
Tetapi, kita tidak boleh memaafkan mana-mana warga Malaysia yang sepatutnya fasih berbahasa kebangsaan dan boleh berbahasa Inggeris dengan baik tetapi mempunyai masalah komunikasi yang sama sepertimana warga China.
Sedangkan dasar negara ini tidak pernah meletakkan Bahasa Mandarin sebagai bahasa utama dan tidak ada sebab kenapa seseorang yang mengaku sebagai warganegara Malaysia lebih fasih berbahasa Mandarin dari bahasa kebangsaan negaranya sendiri.
Kadang-kadang kita merasa letih mengenangkan walaupun sudah lebih 50 tahun merdeka, soal bahasa Mandarin tidak habis-habis menjadi isu. Masalah ini tidak lain tidak bukan berpunca dari kewujudan ektremis seperti Dong Zhong yang enggan berpijak di bumi nyata dan enggan mengiktiraf langit yang dijunjung.
Selagi wujud ektremis seperti Dong Zhong, eloklah kaum Cina berhenti bermimpi yang Malaysia akan menerima mereka sebagai rakyat setaraf dengan bumiputera selama-lamanya.
Labels
- 13 MEI (3)
- 7WASIAT RAJA-RAJA MELAYU (18)
- A. SAMAD SAID (1)
- ADUAN (1)
- AGAMA (3)
- AKSI SEX ANWAR (182)
- AL (1)
- ALLAH (1)
- AMBIGA (6)
- ANWAR (8)
- ANWAR IBRAHIM (84)
- ARTIS (29)
- ASTRO (1)
- ATM (2)
- Azalina (1)
- AZMIN ALI (7)
- BARISAN NASIONAL (13)
- BENCANA ALAM (2)
- BERITA HARIAN (1)
- BERSIH (32)
- Bersih 3.0 (36)
- BESIH 2.0 (10)
- BLOGGER (12)
- BONGKAR (2)
- CORETAN (11)
- DAP (263)
- DATO ESKAY (3)
- DATO eSKAY bERSUMPAH (1)
- Datuk Seri Hishammuddin Hussein (2)
- DEEPAK (6)
- DONG ZONG (1)
- Dr Mohd Ridhuan Tee Abdullah (4)
- Dr. M (71)
- DS NAJIB (9)
- DUNIA (1)
- Fathul Bari (1)
- FELDA (5)
- GAPS (2)
- GPMS (2)
- GPRS (4)
- HACKER (1)
- HADI AWANG (13)
- HARAKAH (3)
- HARI BELIA NEGARA (2)
- Harussani (2)
- HASAN ALI (7)
- Hishamuddin Rais (1)
- HUSAM MUSA (2)
- IBU (1)
- IPTA (2)
- ISLAM (22)
- JAIS (7)
- JENICE LEE (1)
- JINGGA 13 (1)
- KANTOI (1)
- KARPAL SINGH (15)
- KDN (1)
- KEHILANGAN (3)
- Khairy Jamaluddin (3)
- KHALID GAGAP (20)
- KHALID IBRAHIM (30)
- KHALID SAMAD (3)
- KICDEFFELA (1)
- KOMUNIS (2)
- KRISTIAN (3)
- KU LI (2)
- KULI (1)
- LAYNAS (1)
- Lee Chong Wei (1)
- LGBT (1)
- Lim Guan Eng (21)
- Lim Kit Siang (11)
- LUAR NEGARA (2)
- MAHASISWA (9)
- Majlis Peguam (1)
- MALAYSIA (1)
- MALAYSIA KINI (6)
- MARINA MAHATHIR (4)
- MAT SABU (17)
- MAULUDUL RASUL (1)
- MCA (2)
- MEDIA (1)
- MELAYU (17)
- MENINGGAL DUNIA (4)
- MERDEKA (1)
- MILO SUAM (2)
- MUKTAMAR PAS (5)
- NAJIB TUN RAZAK (8)
- NALLAKARUPPAN (1)
- Nanyang Siangpau (1)
- NAZRI AZIZ (5)
- NFC (7)
- Nik Aziz (12)
- Noh Omar (4)
- NRUL IZZAH (1)
- Nur Misuari (1)
- NURUL IZZAH (12)
- OPS Daulat (3)
- P Balasubramaniam (1)
- PAKATAN (350)
- PAKATAN HARAM (131)
- PAPA GOMO (6)
- PAS (331)
- PASIR (7)
- PEGUAM (2)
- PELAJAR (1)
- PERHIMPUNAN (37)
- PERKASA (5)
- PKNS (1)
- PKR (217)
- PM (5)
- POLIS (3)
- PRK (2)
- PRK KERDAU (3)
- PRK MERLIMAU (36)
- PRK TENANG (34)
- PROGRAM (3)
- PROJEK RAPID (1)
- PRU 13 (2)
- PRU SARAWAK (23)
- REDUAN TEE (1)
- REMAJA (2)
- REVOLUSI (1)
- ROSMAH MANSOR (10)
- RUSUHAN (1)
- SABAH (1)
- Saifuddin Abdullah (2)
- SAIFUL BUKHARI (1)
- SEJARAH ANWAR IBRAHIM (1)
- Selamat Hari Raya Aidil Fitri (2)
- SELANGOR (13)
- SEMBANG RAKYAT (1)
- Shabery Cheek (2)
- SHAMSIDAR TAHRIN (3)
- Sport (14)
- SPR (3)
- SUARAM (10)
- SUBSIDI (1)
- SULTAN JOHOR (1)
- SULTAN SELANGOR (3)
- SUMBANGAN (1)
- Syi'ah (3)
- Tian Chua (6)
- TONY PUA (1)
- TOPENG PERAK (2)
- TPM (1)
- TUN RAZAK (1)
- Tunku Aziz (1)
- TV3 (1)
- UDA HOLDINGS. (5)
- UMB (2)
- Umi Hafilda (4)
- UMNO (22)
- UMNO WANGSA MAJU (2)
- Umum (1)
- UNIVERSITI (1)
- WAN aZIZAH (7)
- Wangsa Maju (1)
- Yusuf Al-Qaradawi (1)
- ZAHID MAT ARIP (2)
- Zaid Ibrahim (1)
- ZULKIFLI NORDIN (6)
Blog Archive
- January (2)
- November (1)
- October (6)
- September (10)
- August (14)
- June (1)
- May (11)
- April (47)
- March (56)
- February (39)
- January (48)
- December (50)
- November (47)
- October (67)
- September (71)
- August (72)
- July (68)
- June (79)
- May (106)
- April (76)
- March (46)
- February (60)
- January (38)
- December (20)
- November (80)
- October (121)
- September (63)
- August (58)
- July (59)
- June (52)
- May (53)
- April (97)
- March (67)
- February (65)
- January (80)
- December (56)
- November (21)
2 comments:
Tak ada ke pemimpin Melayu sekuat Allahyarham Soekarno yang bolih mengajar puak pendatang yg tak mengenang budi ini.
Halau aja puak2 komunis ini dari bumi Melayu.
Kita kini cuma tinggal kuasa (sifut)
Yang akan menentukan bangsa
Bersatulah hati bersama memerangi
Pulih kembali maruah diri...
Depo ini ekstrimis dan puak2 yahudi...laknatullah
Post a Comment